KRITIK ARSITEKTUR ( DESKTIPTIF ) - MASJID AL - IRSYAD

MASJID AL - IRSYAD

Masjid ini adalah masjid hasil karya dari seorang arsitek sekaligus gubernur berkelahiran Bandung yaitu Ridwan Kamil. Masjid Al-Irsyad merupakan sebuah masjid yang terletak di Jl. Parahyangan Km 2.7, Kota Parahyangan, Kec. Padalarang, Kab. Bandung Barat, Jawa Barat, Indonesia. Masjid ini dibangun pada tahun 2009 dan selesai pada tahun 2010.

Masjid Al-Irsyad diresmikan pada 17 Ramadan 1431 Hijriah tepatnya 27 Agustus 2010. Masjid ini mempunyai luas 1.871 meter persegi yang hanya memiliki tiga warna yaitu putih, hitam, dan abu-abu. Susunan tiga warna tersebut menjadikan tampil lebih cantik, modern, simpel namun tetap elegan dan enak dipandang mata.


Bangunannya unik, megah, dan kokoh menjadikan masjid yang memiliki arsitektur memukau ini langsung menyabet penghargaan bergengsi tingkat dunia.
Pembangunan masjid Al-Irsyad ini memakan biaya sebesar Rp 7 Miliyar.

Perhelatan akbar yang melibatkan sekitar 15.000 orang arsitek di seluruh dunia ini menempatkan Masjid Al-Irsyad dalam kategori arsitektur religius. Hal yang lebih membanggakan lagi, masjid berbentuk kubus ini menjadi satu-satunya tempat peribadatan di luar gereja.




    • Architects                         :  Urbane
    • Location                            :  West Java, Indonesia
    • Principal Architect         :  M. Ridwan Kamil
    • Project Team                   :  Fahry Adhitya
    • Client                                 :  PT. Belaputera Intiland
    • Area                                   :  8000.0 sqm
    • Project Year                     :  2010
    • Photographs                   :  Emilio Photoimagination

Masjid Al Irsyad dapat menampung jama’ah sebanyak 1.000 orang.

Masjid Al-Irsyad diperuntukan untuk ibadah masyarakat umat muslim yang melintasi jalan Parahyangan Km 2.7, Kota Parahyangan, Kec. Padalarang, Kab. Bandung Barat, Jawa Barat, Indonesia. Namun tidak hanya masyarakat muslim saja yang menyempatkan waktu ibadahnya di masjid ini, masyrakat non muslimpun ada yang mengunjungi masjid ini untuk sekedar berfoto dan mengabadikannya.
Masjid AL-Irsyad memiliki 2 pintu masuk yaitu sebelah barat dan sebelah timur. Memiliki 4 undakan anak tangga untuk menuju ke dalam masjid.
Lanskap dan ruang terbuka dirancang garis-garis melingkar yang mengelilingi masjid. Lingkaran-lingkaran terinspirasi dari konsep tawaf yang mengelilingi ka’bah


Kesan dan Bentuk Bangunan

Hal pertama yang mungkin menarik perhatian seseorang tentang masjid ini adalah tidak adanya kubah, yang hampir selalu menjadi karakteristik klasik dari masjid. Namun, arsitek telah diberitahu bahwa kubah tidak sebagai identitas agama budaya, maka bukan suatu keharusan ketika datang untuk merancang sebuah tempat ibadah Islam.

1Memiliki bentuk bangunan persegi empat sama sisi yang mirip seperti ka’bah. Namun, itulah Masjid Al-Irsyad Keunikannya yang futuristik, membawa masjid itu terkenal luas hingga dunia.
Ridwan Kamil, menciptakan desain unik sebuah masjid yang memanfaatkan sinar matahari. Desain arah kiblat sengaja dibuat terbuka yang akan disuguhkan dengan pemandangan alam. Saat senja, semburat matahari akan masuk dari bagian depan masjid yang tak berdinding itu. Untuk menghadirkan nuansa sejuk dan alami dibuatlah kolam kecil di sana dengan sebuah batu berbentuk bola berukuran besar yang berada di atasnya.

dsc02439Asitektur Masjid Al-Irsyad ini unik karena menggunakan batu yang disusun sebagai fasad utama untuk membuat efek tektonik yang terlihat sangat mengagumkan. Batu bata disusun berbentuk lubang atau celah di antara bata solid. Dilihat dari kejauhan, akan menghadirkan bentukan kaligrafi pada fasad sebegai elemen grafis dan pengingat doa.

Pada dinding bagian bawah terdapat lubang – lubang ventilasi yang ditutupi jaring kawat,  pada bagian dalam masjid diberi batu koral di sekeliling sisi ruang terkesan natural.

picture1
Selain menggunakan cahaya alami, masjid Al-Irsyad ini juga menggunakan cahaya buatan dari lampu TL sejumlah 99 buah sebagai simbol 99 nama-nama Allah atau Asmaul Husna. Masing-masing lampu yang berbentuk kotak itu, memiliki sebuah tulisan nama Allah. Tulisan pada lampu-lampu itu dapat dibaca secara jelas dimulai dari sisi depan kanan masjid hingga tulisan ke-99 pada sisi kiri bagian belakang masjid.

statik-tempo-co




Masjid Al-Irsyad tidak memiliki tiang atau pilar yang menopang atap, sehingga memberikan kesan luas pada ruangan.
Bagian lantai utama masjid ini tertutupi karpet sehingga memiliki refleksi rendah terhadap pantulan cahaya dari lampu. Hal ini bermanfaat untuk mengurangi efek silau.

Untuk lantai koridor menggunakan keramik dengan paduan warna putih dan abu – abu. Ukuran keramik yang digunakan untuk koridor yaitu 60 x 60 keramik warna putih dan 30 x 60 untuk keramik berwarna abu – abu. Pemasangan keramik yang berwarna putih disesuaikan dengan kolom – kolom yang berjejer di koridor. Sehingga memberikan kesan dalam pada koridor dan ketika memasuki ruang utama masjid akan mendapatkan kesan luas. Dengan warna dinding dan atap putih memberi kesan sederhana , elegan dan lembut pada masjid.
img_9895

Pada sisi barat masjid terdapat penghubung untuk menuju toilet, tempat wudhu, dan kantor pengurus masjid. Penghubung ini menggunakan atap sebagai pelindung dengan pilar – pilar yang menopang dan tak berdinding, memberikan kesan sejuk.

al-irsyad-107Pada sisi barat daya, pada halaman masjid dekat jalan masuk ke area masjid, terdapat sebuah menara yang tingginya sekitar 24 meter dan terbuat dari material atau bahan yang sama dengan bangunan masjid.

Komentar

Postingan Populer