KRITIK ARSITEKTUR (DESKRIPTIF) - GEDUNG ARSIP NASIONAL RI

 KRITIK DESKRIPTIF

       KRITIK DESKRIPTIF adalah kritik yang menjelaskan sebuah kritik seolah kita adalah seorang jurnalis arsitektur atau sejarahwan dan menilai bangunan secara apa adanya bedasarkan pengalaman. Pada kritik deskriptif, kita menjelaskan bagaimana perasaan kita terhadap sebuah bangunan dengan merasakan bangunan tersebut dan kemudian mencatatnya.
       Pada kritik deskriptif kita juga bisa mencatat pengalaman seseorang/ orang lain mengenai sebuah bangunan/kota. Jadi secara tidak langsung, mengetahui pendapat/kritik yang berasal dari orang lain yang merasakan/melihat bangunan tersebut. Kritik deskriptif memiliki tujuan yaitu untuk menilai sebuah bangunan dengan mengetahui proses bangunan tersebut dan dilihat dari unsur bentuk bangunan.

· Deskriptif mencatat fakta-fakta pengalaman seseorang terhadap bangunan atau kota
· Lebih bertujuan pada kenyataan bahwa jika kita tahu apa yang sesungguhnya suatu kejadian dan proses kejadiannya maka kita dapat lebih memahami makna bangunan.
· Lebih dipahami sebagai sebuah landasan untuk memahami bangunan melalui berbagai unsur bentuk yang ditampilkannya
· Tidak dipandang sebagai bentuk to judge atau to interprete. Tetapi sekadar metode untuk melihat bangunan sebagaimana apa adanya dan apa yang terjadi di dalamnya.
Kritik Deskriptif terdiri dari :

1. Kritik Depiktif - Sebuah kritik yang memaparkan secara apa adanya tanpa melebih-lebihkan.

Kritik Depiktif dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:

a. Secara Grafis

Artinya, pada kritik ini lebih memfokuskan penilaian pada elemen2 bentuk, material dan tekstur. Tujuannya, supaya dapat menjelaskan kepada pembaca agar lebih memahami sebuah bangunan sebelum si pembaca mengira-ngira tentang bangunan tersebut.

Produk dari kritik depiktif diantaranya:
- Fotografi
- Diagram
- Pengukuran
- Verbal (kata-kata)

b. Secara Verbal
Kritik Depiktif secara verbal berupa penilaian mengenai fungsi bangunan dan bagaimana penggunaanya.

c. Secara Prosedural
Pada kritik depiktif secara prosedural, artinya penilaian terhadap bangunan yang didasarkan pada lingkungan fisik dan perkembangan bangunan sejak mulai direncanakan hingga proses pembentukannya.

Ktirik Deskriptif

GEDUNG ARSIP NASIONAL 
REPUBLIK INDONESIA

Gedung Arsip nasional adalah salah satu gedung bersejarah dengan gaya arsitektur Eropa yang berada di Jakarta. letaknya di Gajah Mada

Gedung ini adalah bekas kediaman gubernur jenderal VOC Reinier de Klerk dan dibangun pada abad ke-18.
Tahun 1900, ada rencana untuk membongkarnya dan membangun pertokoan di tempatnya. Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (“perhimpunan Batavia untuk seni dan ilmu”), yang justru didirikan de Klerk, turun tangan untuk menyelamatkannya. Antara lain, Genootschap menghibahkan mebel yang masih terlihat di gedung itu.
Hingga tahun 1925, gedung ini dipakai departemen Pertambangan pemerintah kolonial Hindia Belanda. Kemudian, tempat tersebut dijadikan Lands archief (“arsip negeri”), yang setelah Indonesia menjadi gedung arsip nasional. Tahun 1974, arsip nasional dipindahkan ke gedung baru di Jalan Ampera, Jakarta Selatan. Setelah pemindahan selesai tahun 1979, gedung ini tidak digunakan sama sekali dan kondisinya semakin memburuk menjelang tahun 1990-an.


Tahun sama, ada kabar angin bahwa gedung lama akan dibongkar keluarga mantan presiden Soeharto untuk membangun pertokoan, seperti pada tahun 1900. Gedung ini diselamatkan sekelompok usahawan Belanda yang mendirikan Stichting Cadeau Indonesia (“yayasan hadiah Indonesia”) yang ingin memberikannya sebagai hadiah ulang tahun kemerdekaan Indonesia yang ke-50. Yayasan tersebut mengumpulkan dana untuk memugarnya dan menjadikannya sebuah museum.
Pemugaran rampung awal tahun 1998. Tanggal 13 Mei terjadi kerusuhan di Jakarta. Bank yang letaknya di sebelah dibakar, dan Gedung Arsip memperbolehkan karyawan bank berlindung di dalamanya. Para perusuh mengejar mereka ke dalam, tetapi diusir para buruh yang masih ada di tempat dan tidak ingin hasil pekerjaan mereka dihancurkan.
konservasi gedung arsip yang dulunya adalah milik pejabat VOC, dianggap sebagai karya monumental. Dan dunia internasional, akhirnya mengakui upaya konservasi terhadap gedung itu. Ini terbukti setelah badan PBB UNESCO memberikan penghargaan atas jerih payah Han Awal dan timnya.


secara arsitektural tidak ada yang salah dalam bangunan bergaya eropa ini. gedung arsip yang kini mulai beralih fungsi dari bangunan bersejarah, pusat pemerintahan, bahkan museum ini mulai dilirik orang untuk menjadi tempat penyewaan gedung untuk dijadikan tempat pernikahan atau resepsi pernikahan. dalam masalahnya dalam penggunaan yang tidak sesuai dengan kegunaan gedung yang awalnya adalah museum dan tempat bersejarah ini. para tamu udangan tidak dapat memarkirkan kendaraan mereka di area yang tepat yang pada akhirnya kendaraan tersebut di parkirkan pada area jalan Gajah Mada yang menimbulkan kemacetan.




tidak hanya penggunaannya yang berubah gedung ini juga akan menimbulkan beberapa masalah yaitu perusakan karena penggunaanya tidak sesuai, kemacetan, tidak sesuai kegunaan awal. akan tetapi bila ada peraturan yang berlaku baik dan pengelola yang bertanggung jawab atas gedung bersejarah ini tidak masalah jika adanya kegiatan lain yang di lakukan di gedung ini. secara ekonomi pendapatan pada acara - acara yang di selenggarakan di gedung ini dapat menjadi keuntungan bagi pihak pengelola yang nantinya dapat di gunakan untuk melakukan service dan maintenance pada gedung arsip.


Komentar

Postingan Populer